Percayakah Anda Pada Takdir?

Menjawab pertanyaan dari judul post ini. Aku sendiri percaya dengan yang namanya takdir. Tapi bukan berarti kita pasrah aja lho. Takdir bisa berbeda - beda tergantung usaha kita juga. Takdir turut berubah ketika kita mengambil langkah - langkah yang berbeda. Tapi hasil akhir takdir diyakini sebagai sesuatu yang cocok bagi kita. Tapi ini semua sih cuma pendapatku saja. Mungkin tiap orang punya pendapat masing - masing.

Bagaimana menentukan takdir?
Aku percaya hati nurani kita akan membawa kita ke tempat yang sesuai dengan kita. Hati nurani lhoh, bukan hati yang udah terlanjur tercemar. Maka dari itu kita harus bener - bener jaga hati nurani kita.

Gimana cara jaganya?
Selalu terbuka pada hati kita. Hindari melakukan hal - hal negatif. Pada dasarnya hati nurani kita itu menuntun kita ke sebuah kebaikan, tidak untuk berbuat kejahatan. Ketika hati nuranimu bersih, kamu akan lebih mudah untuk mendengarkan suara hatimu.Dan semakin kamu sering berkomunikasi dengan hatimu, maka suara hatimu akan tetap ada dan jika kita menurutinya akan membawa kita ke hal positif juga.
Tapi jika kita ga pernah dengerin suara hati kita, lama - lama dia juga bisa lenyap, susah untuk bisa mendengarkannya kembali.

Imbangi dengan doa.
Hati kita akan lebih yakin ketika kita rajin berdoa, mengungkapkan pada Tuhan segala dilema kita. Bukan berarti harus mengeluh lho. Maka Tuhan akan menuntun hati nurani kita supaya lebih yakin, dan kita pun ga ragu lagi.

Masih kurang yakin?
Ada yang namanya omen atau pertanda. Aku juga percaya ini. Saat kita bingung apakah suara hati kita, maka pertanda akan uncul dan menuntun kita.
Takut salah melihat pertanda? tenang saja, lagi - lagi hati nurani akan membantu.
Rasakan sendiri saja deh. Aku ga bisa jelasin secara bahasa. Hati nurani jarang mengungkapkan, tapi rasakanlah dan kamu tau bahwa dia ada.

Kira - kira begitulah yang selama ini aku yakini. Aku sendiri sudah meyakini ini sejak lama, agak lupa sejak kapan, yang pasti SMA aku sudah mulai menyadari tentang ini. Entah sebelumya mungkin aku sudah melakukan ini tanpa aku sadari, bisa saja.
Selama aku menjalani ini, hasil yang aku bawa mengarah ke positif. Andaikan ada suati kekurangan atau kegagalan, mungkin karena tindakan kita setelah takdir itu muncul yang kurang baik, maka takdir berubah.

Lulus SMA aku mendaftar ke beberapa universitas dan jurusan. Akhirnya kuputuskan masuk ke jurusan idamanku. Aku ketrima disana, ratusan bahkan ribuan orang yang ingin masuk kesana, apa aku punya alasan untuk melepas jurusan itu? Kupikir tidak, maka masuklah aku ke jurusan idamanku itu.

2 tahun berlalu, dari awal masuk aku sudah keteteran, banyak hal baru yang membuatku sedikit kaget, harus banyak kejar ketinggalan. Dan tepat pada akhir 2 tahun itu aku mulai dihadapkan pada pilihan, lanjut atau tidak?
Jujur saja ini adalah 2 tahun yang menyenangkan, namun juga penuh tekanan besar yang mebuatku stress.
Waktu ku kurang dari sebulan untuk mengambil sikap. Saat logika dan perasaanku mentok, aku mulai menanyakan ini pada nuraniku.

Ada 2 pilihan, tetap di jurusan idamanku ataukah pindah ke jurusan impianku. Ya, jurusan impianku dimana aku benar - benar menyenangi jurusan itu. Sedangkan jurusan idamanku, dimana aku tau jurusan itu punya gengsi dan kualitas dan aku berharap bisa menaklukan jurusan itu.
Ternyata jalan 2 tahun aku malah semakin tertekan. Tapi untuk lanjut sebenernya aku masih ga masalah, siapa tau di semester depan aku bisa lebih baik lagi.

Setelah bertanya pada seorang teman angkatan 09 dan malamnya ngobrol - ngobrol soal kuliah dengan seorang teman jurusan teknik binus, maka keesokan paginya kuputuskan konsultasi ke dosen studio 3 ku yang sudah mengikuti perkembanganku selama 2 semester.

Dosenku ini mendukungku jika aku ingin pindah. Jurusan idamanku ini butuh otang yang konsisten, bukan yang moody. Dan masih banyak lagi yang kami obrolkan.
Dosen wali ku juga bilang, mungkin disini bukan tempatku, tapi mungkin di jurusan impianku itu, aku akan lebih bisa berkarya.
Dulu aku ga percaya omongan seperti ini. Dimana saja aku berada aku harus bisa survive. Tapi sekarang sedikit banyak aku percaya.
Memang aku tetap harus bisa survive dimanapun, tapi alangkah baiknya jika diimbangi dengan rasa enjoy karena jurusan itu bener - bener aku suka.

Pulang kuliah tadi, aku memutuskan untuk membeli form pendaftaran yang kebetulan bisa dibeli di dekat area kampus. Saat aku beli form itu, baru beli lhoh, belum apply, test ataupun keterima, rasanya mataku memanas dan mulai berkaca - kaca. air mata hendak meleleh ke pipiku.
Entah lah, aku merasakan sebuah perasaan yang sangat besar ingin meledak dari dadaku.
Aku sangat excited. Aku senang sekali rasanya, membayangkan akan segera bisa menjalani kehidupan baruku di jurusan impianku.
Apakah ini artinya nuraniku menyetujui keputusanku?

Aku mulai flashback lagi. Dan entah, tanpa sengaja, aku teringat pada beberapa hal, yang kurasa adalah tanda untuku menuju jurusan impianku.

Mungkin kalian yang baca menganggapku aneh percaya pada takdir, pertanda dan nurani.
Aku ga peduli. Karena ini hanya bisa dirasakan :)

Doakan aku supaya aku bisa benar - benar meyakinkan diriku untuk mengambil yang terbaik, demi diriku sendiri, bukan orang lain.
Dulu aku memikirkan keinginan mumdad, sekarang tidak lagi. Aku yang menjalani. Aku sudah cukup dewasa dan aku merasa aku yang sekarang sudah mengenal diriku dengan baik, tidak seperti dulu. Oleh karena itu, aku tau, pilihanku lah yang paling tepat untuk diriku.

:)

Contact Me


Your Name
Your Email Address
Subject
Message
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]
   

Powered byEMF Contact Form

Contributors